Dalam suatu peristiwa, jika kamu ditanya “siapa sih kamu?”, kebanyakan
pasti tak jawab. Yang lebih tragis, jika kamu menjawab, “aku ya aku, ya
beginilah aku”, yaitu sebuah ungakapan yang memaksa orang lain untuk memahami
diri kamu yang berkarakter keras, egosentris. Lebih mending jika ada yang
bilang aku perasa, aku keras, aku pemalu, aku supel dll. Semua makna tersebut
adalah mekna diri yang melekat pada kamu dan berupa sifat sifat yang kamu
punya. Tetapi sama, ujung-ujungnya adalah sebuah pemakluman yang meminta orang
lain untuk memahami kamu, hanya saja lebih halus saja.
Tetapi harus dicermati, penyebutan itu selamanya gak akan membuatmu bergeser dari diri kamu yang sekarang, apalagi untuk membuat pribadi kamu lebih maju dari sekarang.
Akan lebih baik jika kamu menamai diri kamu dengan
penyebutan kemana diri kamu akan melangkah lebih baik. Seperti sebutkan dirimu
dengan tujuan hidupmu. Secara alami otak akan menerima dan merekam pernyataan
tersebut. Ingat saja hukum keterkaitan alam semesta, “lingkungan akan menarik
menarik apa yang akan kamu pikirkan”. Sederhananya dapat kita ambil contoh :
Di pagi
hari kamu menagalami sesuatu yang tak mengenakkan, lalu kamu berkata “sial
benar aku hari ini”. Setelah itulah otak mulai mencetak kesialan ke otak kamu
yang lingkunag akan mendukung pernyataan yang ada dalam otak. Dan seharian kamu
akan sial melulu. Berilah hari harimu dengan pernyataan-pernyataan yang membuat
kamu dapat berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
2 komentar:
,jadi bisa d'simpulkann.., setiap kejadian yang kita alamii itu g [erlu terlalu d'pikirkan dan selalu positive thinking..
pemikiran itu tetap sangat dibutuhkan dalam menangani suatu masalah, terutama pemikiran yang positif yaitu pemikiran yang terarah pada solusi dari pada masalah tersebut..
Posting Komentar